Rabu, 12 Oktober 2016

Ulil: Islam Nusantara itu Islam yang Damai


KUDUS - Ribuan pasang mata mengikuti Stadium General yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus di Gor kampus setempat pada selasa pagi (1/9). Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB. Tersebut mengusung tema “Memperbincangkan Islam Arab dan Islam Nusantara”. Hadir dalam kesempatan tersebut ribuan mahasiswa STAIN Kudus, dan segenap civitas akademika STAIN Kudus.

Dalam kesempatan tersebut panitia menghadirkan narasumber yang cukup fenomenal, yakni Ulil Abshar Abdallah seorang tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang selalu memjadi perbincangan banyak orang karena pemikiran dan gagasan-gagasannya yang dianggap Liberal.

Ulil, sapaan akrabnya memaparkan bahwa Islam Nusantara sempat menjadi perbincangan banyak kalangan. Karena menjadi tema besar pada Muktamar NU ke-33 di Jombang awal agustus kemarin. Ia menceritakan bahwa, selama berjalannya Muktamar NU yang sudah-sudah, pasti selalu memperbincangkan siapa yang menjadi ketua NU. Namun baru kali ini Muktamar NU yang justru menjadi perbincangan ialah temanya. Yakni ‘Islam Nusantara’ yang membuat banyak kalangan membicarakannya dibanding memperbincangkan siapa yang menjadi ketua NU.

Menurutnya Islam Nusantara itu Islam yang damai, islam yang mengajak bukan menangkis, islam yang berkembang di Nusantara. Mantan Pengurus LAKPESDAM NU tersebut juga memberikan ciri-ciri khusus tentang Islam Nusantara. Yang pertama soal peran seorang perempuan. Kalau di Arab Saudi seorang perempuan tidak boleh tampil di public, karena memang budaya orang arab seperti itu. lain halnya di Indonesia, perempuan kedudukannya sama dengan laki-laki, perempuan diperbolehkan tampil di public. Inilah salah satu yang menjadi ciri khas Islam Nusantara dengan Islam Arab.

Lulusan Boston University tersebut melanjutkan bahwa ciri-ciri lainnya ialah proses penyebaran Islam di Nusantara, menurutnya Islam datang ke Nusantara tanpa peperangan, ia datang dengan damai melalui para ulama, saudagar, guru-guru sufi dan sebagainya. Ini berbanding terbalik dengan Islam yang ada di kawasan timur tengah yang kebanyakan datang dengan cara peperangan. Ciri-ciri selanjutnya ialah islam di Indonesia bisa berdamai dengan kekuasaan politik. Seperti contoh; Menerima NKRI, Pancasila, UUD 1945 tapi tetap mempunyai ruh Islam.



Tidak ada komentar:
Write komentar

/ / Unlabelled / Ulil: Islam Nusantara itu Islam yang Damai


KUDUS - Ribuan pasang mata mengikuti Stadium General yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus di Gor kampus setempat pada selasa pagi (1/9). Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB. Tersebut mengusung tema “Memperbincangkan Islam Arab dan Islam Nusantara”. Hadir dalam kesempatan tersebut ribuan mahasiswa STAIN Kudus, dan segenap civitas akademika STAIN Kudus.

Dalam kesempatan tersebut panitia menghadirkan narasumber yang cukup fenomenal, yakni Ulil Abshar Abdallah seorang tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang selalu memjadi perbincangan banyak orang karena pemikiran dan gagasan-gagasannya yang dianggap Liberal.

Ulil, sapaan akrabnya memaparkan bahwa Islam Nusantara sempat menjadi perbincangan banyak kalangan. Karena menjadi tema besar pada Muktamar NU ke-33 di Jombang awal agustus kemarin. Ia menceritakan bahwa, selama berjalannya Muktamar NU yang sudah-sudah, pasti selalu memperbincangkan siapa yang menjadi ketua NU. Namun baru kali ini Muktamar NU yang justru menjadi perbincangan ialah temanya. Yakni ‘Islam Nusantara’ yang membuat banyak kalangan membicarakannya dibanding memperbincangkan siapa yang menjadi ketua NU.

Menurutnya Islam Nusantara itu Islam yang damai, islam yang mengajak bukan menangkis, islam yang berkembang di Nusantara. Mantan Pengurus LAKPESDAM NU tersebut juga memberikan ciri-ciri khusus tentang Islam Nusantara. Yang pertama soal peran seorang perempuan. Kalau di Arab Saudi seorang perempuan tidak boleh tampil di public, karena memang budaya orang arab seperti itu. lain halnya di Indonesia, perempuan kedudukannya sama dengan laki-laki, perempuan diperbolehkan tampil di public. Inilah salah satu yang menjadi ciri khas Islam Nusantara dengan Islam Arab.

Lulusan Boston University tersebut melanjutkan bahwa ciri-ciri lainnya ialah proses penyebaran Islam di Nusantara, menurutnya Islam datang ke Nusantara tanpa peperangan, ia datang dengan damai melalui para ulama, saudagar, guru-guru sufi dan sebagainya. Ini berbanding terbalik dengan Islam yang ada di kawasan timur tengah yang kebanyakan datang dengan cara peperangan. Ciri-ciri selanjutnya ialah islam di Indonesia bisa berdamai dengan kekuasaan politik. Seperti contoh; Menerima NKRI, Pancasila, UUD 1945 tapi tetap mempunyai ruh Islam.




«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama

About sekitar muria

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

Tidak ada komentar :

Leave a Reply